Kau adalah separuh nafasku
Yang menjelma menjadi bidadari surga
Dengan mata indah
Dengan sayap seputih kapas kau terbang
Menggapai asa di langit sana
Kau tersenyum
Menggoda hati mereda luka
Haruskah aku kehilanganmu?
Sedangkan kau masih mampu
Mendekapmu
Meskikah aku tinggalkanmu?
Sedangkan ku terasa rapuh
Lemah tanpa kehadiranmu
Kan ku cintaimu
Akan ku cintai kau sepenuh hati
Dari mulai ku buka mataku
Untuk pertama kalinya
Dan aku akan berhenti mencintaimu
Saat ku tutup kedua mataku
Untuk yang terakhir kalinya
Biar cahayamu tak lagi samar
Jika kau butuh satu cahaya lilin
Sebagai terang dalam gelapmu
Kan ku bawakan kau satu obor
Biar cahayamu tak lagi samar
Tentangku
Salah satu kebahagiaanku
Adalah ku yang tlah milikimu
Salah satu kesedihanku
Adalah yang tak jua mampu bahagiakanmu
Salah satu keberanianku
Adalah mencoba tuk tetap setia menjagamu
Dan salah satu ketakutanku
Adalah jika ku harus kehilanganmu
Katakan pada dunia
Katakan pada dunia
Satu cerita tentang kita
Biar ia tahu dan mengerti
Dan tak lagi mencoba
Tuk memisahkan ikatan ini
Untuk saat ini
Dan untuk selamanya
Harummu mendekapku
Saat ku menari bersama pelangi itu
Aku menatap tentang hampaku
Aku tersentak
Aku baru menyadari
Bahwa kau ada di sana
Aku menghampirimu
Memnawa cinta dan kasihku
Membuyarkan hayal dalam benakku
Bungaku,
Harummu mendekapku
Aku yang menantimu
Aku terdiam dalam sepiku
Menantinya meski tak pasti
Ada harap di hatiku
Ada mimpi
Ada sebongkah asa kau kan kembali
Kutitipkan cinta ini bersamamu
Bawalah…
Dekaplah…
Hingga kau merasa ku merindu
Hingga kau tahu
Aku yang menantimu
Biarkan jika mentari tlah lelah tuk berpijar
Biarkan jika bunga itu tlah malas tuk kembali mekar
Tapi ku kan tetap disini
Berdiri
Sendiri…
Menantimu hingga ku lelah sendiri
Cinta itu
Cinta itu seperti debu
Yang tersebar terbawa angina
Dan hinggap di setiap apapun yang disentuhnya
Tak hanya putih,
Tapi juga di hitamnya
Tak hanya di batu hitam,
Tapi juga di permatanya
Cinta kan tetap hidup
Cinta kan slalu ada
Meski kau coba tuk menepikannya
Karena cinta akan slalu hidup
Meski kau coba tuk menguburkannya
Kau kan tetap temukan cinta
Meski kau butakan kedua matamu
Bisukan bibirmu
Tulikan telingamu
Kelukan lidahmu
Atau matikan rasamu
Karena cinta sejati terlahir dari hati
Dan kau
Takkan pernah bisa penjarakan hatimu
Jauh di lubuk hatiku
Ada rasa yang terbesit dari relung jiwa
Tentang keinginanku
Tentang hayalku
Tentang puji-puji keagungan dirimu
Mungkin aku seperti gelap
Hanya mampu berkata tanpa bersua
Hanya mampu ceria tanpa tawa dan canda
Dan hanya mampu menangis tanpa air mata
Rasa itu terus menggelayutiku tanpa ampun.
Tanpa peduli aku menyukainya
Atau bahkan membencinya
Yang ia tahu hanya menggodaku
Dengan segala panorama kepalsuannya
Terus..
Terus…
Hingga aku membenci diriku sendiri